Salahsatu keunikan dari tarian ini adalah para pemainnya yang bisa mengalami trance (kesurupan) dan melakukan tindakan berbahaya seperti memakan potongan kaca atau mengupas kelapa menggunakan gigi. 20. Tari Kecak (Bali) Sumber gambar: pixabay. Selain reog, tari kecak merupakan salah satu tarian daerah di Indonesia yang banyak dikenal oleh orang asing.
Indonesia dikenal memiliki segudang kesenian tradisional yang menjadi ciri khas masing-masing daerah, salah satunya tari lilin. Sesuai namanya, tarian ini ditampilkan oleh para penari sambil membawa lilin yang dinyalakan di atas piring. Sejarah Tari Lilin Tarian yang berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat ini konon terinspirasi dari kisah seorang gadis yang ditinggal merantau oleh tunangannya. Di masa itu, gadis tersebut kehilangan cincin tunangannya. Sang gadis mencari cincin yang hilang hingga malam hari dengan ditemani lilin sebagai penerang yang diletakan di atas piring. Kegiatan mencari cincin di malam hari oleh sang gadis menciptakan sebuah gerakan gemulai, membungkuk, dan berbagai gerakan indah dan bermakna lainnya yang lambat laut dikenal sebagai tari lilin. Mengutip gerakan tari lilin ini menceritakan sekelompok gadis yang membantu temannya mencari cincin tunangan yang hilang. Fungsi Tari Lilin Awalnya, tarian ini ditampilkan saat acara-acara adat dan kesenian istana. Kemudian, tari lilin muncul dalam berbagai acara seperti festival budaya, kesenian daerah, hingga penyambutan tamu penting. Tari Lilin dilakukan ketika malam hari dan berkaitan dengan cerita rakyat di masa lalu. Ada juga jenis tari Lilin Berpingga Kayu Agung dari Sumatera Selatan. Tari lilin ini terinspirasi dari menyambut malam ke-21 tiap bulan Ramadan. Masyarakat di Sumatera Selatan menyebut tradisi ini Miyah Malaman. Mengutip laman tarian ini berawal dari para pemuda yang datang berkunjung ke teman perempuan mereka. Pemuda ini membawa bungkus lilin dan kembang api. Mereka menyalakan lilin dan kembang api di halaman rumah untuk menyambut tradisi Miyamah. Properti Tari Lilin Properti adalah kelengkapan tari yang dipakai untuk penampilan tarian. Contoh properti yang dipakai untuk menari seperti kipas, selendang, musik, senjata, piring, payung, cawan, sapu tangan dan lainnya. Lilin Tari lilin memakai satu lilin berukuran sedang yang ditaruh dalam piring kecil. Lilin yang menyala ini diletakkan di kedua telapak tangan para penari. Dibutuhkan keseimbangan dan konsentrasi tinggi supaya lilin tetap menyala. Busana Busana yang dikenakan para penari adalah pakaian adat khas Minangkabau. Penari memakai tengkuluak hiasan kepala, baju batabue busana atasan, lambak busana bawah, dan salampang. Aksesoris yang dipakai berupa gelang, kalung, dan cincin. Alat Musik Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari Lilin merupakan alat musik tradisional Sumatra. Alat musik yang dipakai seperti akordeon, biola, gong, gitar, kenong, gendang, bonang, sampai tok-tok. Jenis Tari Lilin Tari Lilin Siwa Salah satu jenis tari lilin adalah tari Lilin Siwa yang termasuk tarian tradisional dari Palembang, Sumatera Selatan. Tarian ini sudah ada sejak kerajaan Sriwijaya berkuasa di Palembang. Perkembangan agama Hindu membuat tari Lilin Siwa sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa Siwa, dewa tertinggi di agama Hindu. Tari Lilin Siwa dipopulerkan oleh Rozak tahun 1943. Tarian ini termasuk jenis tari yang membawa lilin di piring besar. Penari terdiri dari remaja perempuan minimal 3 orang. Para penari membawa lima buah piring besar dan lima piring kecil. Perbedaan dengan lilin biasa, tari Lilin Siwa hanya menjalankan satu buah lilin. Penari mengambil posisi duduk bersimpuh dan meletakkan tumpukan piring ke lantai. Mereka menata piring yang dibawa dalam satu barisan ke belakang, lalu melangkah mundur. Tari Lilin Bepinggan Tarian tradisional ini berasal dari kota Kayuagung, Sumatera Selatan. Tarian ini berfungsi sebagai hiburan untuk masyarakat setempat. Mengutip dari jurnal “Estetika Tari Lilin Bepinggan pada Masyarakat Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan”, tarian ini dilakukan oleh 3 sampai 9 penari perempuan yang berasal dari sembilan marga. Setiap gerakan tari Lilin Bepinggan memiliki makna sendiri. Tarian ini melambangkan keceriaan untuk menyambut malam Lailatul Qadar. Gerakan tarian terdiri dari gerak ancang-ancang, nginjit menginjit mempersiapkan diri, gerak cakat turun tangan naik turun, dan ngopar pungu mengeparkan tangan. Pola Lantai Tari Lilin Penari perempuan dan laki-laki memegang piring berisi lilin yang menyala di telapak tangan mereka. Penari ini akan memutar piring secara horizontal agar lilin tidak padam. Para penari juga menggerakkan tubuh secara hati-hati. Tarian ini memakai gerakan lurus ke depan dan belakang. Tarian ini terdiri dari gerakan ayunan tangan, gerakan berdoa, meliuk, dan memutar badan. Ada juga gerakan memutar tangan yang dilakukan ketika duduk bersimpuh. Penari membutuhkan keahlian khusus untuk meliuk-liukkan badan dan menjaga lilin tetap menyala. Cara membuat lilin tetap menyala adalah dengan mempertahankan posisi piring tetap datar. Posisi datar ini bisa mengurangi terpaan angin yang dapat memadamkan api lilin.
Source properti-tari.blogspot.com. Tarian tradisonal yang menggunakan sabuk dan keris sebagai propertinya merupakan tarian untuk menyambut tamu agung. Satu penari umumnya memegang 2 buah lilin di tangan kanan dan kirinya. Source: theinsidemag.com. Kipas juga digunakan sebagai properti tari. Asal, sejarah, properti, pola lantai, & gerakan
Home » Properti Tari Lilin Lengkap beserta gambar dan deskripsi Properti Tari Lilin – Berbicara tentang tari tradisional di Indonesia, tentu ada banyak hal yang bisa dibahas. Salah satunya ialah properti yang digunakan di dalamnya. Properti itu sendiri adalah alat pendukung yang bisa membuat gerakan tari tradisional menjadi lebih menarik. Properti bermacam-macam, tergantung pada tari tradisionalnya. Misalnya, pada tari lilin, properti utama yang digunakan ialah lilin dan yang sudah diketahui, tari lilin merupakan tari tradisional yang asalnya dari Sumatera Barat. Tari ini dahulunya menjadi perwujudan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, tari ini sekarang menjadi bagian dari pertunjukan dan hiburan bagi masyarakat. Khusus mengenai properti tari lilin sendiri, akan dijelaskan dalam uraian singkat berikut yang Digunakan dalam Tari Lilin1. PiringProperti yang pertama ialah piring. Piring di sini dimanfaatkan sebagai benda yang menjadi tempat untuk meletakkan lilin. Jadi, dalam tari tradisional ini, lilin tidak dipegang secara langsung. Piring ini sendiri ukurannya cenderung kecil atau sedang sehingga pas diletakkan di atas telapak tangan kanan dan kiri penari yang menarikan tari lilin harus memegang piring tersebut dengan erat supaya piring tidak mudah jatuh. Sebagaimana properti pada tari tradisional yang lainnya, properti tari lilin yang pertama ini bisa menjadi penguat identitas dari tari lilin itu LilinProperti tari lilin yang kedua ialah lilin. Lilin yang digunakan dalam tarian ini seperti lilin kebanyakan. Pada saat dipertunjukkan, lilin berada dalam kondisi yang menyala. Oleh sebab itu, tarian ini sangat pas dipertunjukkan saat malam hari. Uniknya, lilin yang menyala tersebut tidak padam selama diliuk-liukkan oleh para penari di atas sebab itu pula, para penari harus pandai-pandai menjaga keseimbangannya dan harus melakukan tariannya dengan hati-hati supaya piring tidak terjatuh dan lilinnya tidak padam. Para penari juga tidak perlu khawatir tangannya akan terkena lelehan lilin mengingat lilin tersebut ditempatkan di atas piring. Jadi, lelehan lilin nantinya hanya akan terkumpul di dasar properti tari lilin di atas tidak terlepas dari cerita rakyat yang menjadi asal usulnya. Secara singkat, sejarah tari lilin menyinggung seorang gadis yang ditinggalkan oleh tunangannya untuk mencari harta. Ketika itu, cincing pertunangannya hilang dan si gadis mencarinya hingga larut malam menggunakan lilin yang diletakkan di atas piring berukuran Properti Tari Lilin Lengkap beserta gambar dan deskripsi About The Author arofatArofat adalah penulis profesional di yang bukunya sudah diterbitkan dibeberapa penerbit nasional seperti Elexmedia Komputindo Gramedia Group - dan penerbit andi bandung. Merekamementaskan 12 babak sendra tari dengan gerakan yang saling mengisi. Selengkapnya tentang keunikan tarian ini, silakan simak di link berikut : Tari Serampang Dua Belas. 2. Tari Payung asal Sumatera Barat Tari payung yang berasal dari Sumatera Barat juga merupakan salah satu contoh tari berpasangan. Properti Tari Lilin – Minangkabau merupakan sebuah ras atau suku yang berada di Sumatera Barat. Suku ini memiliki banyak sekali ragam budayanya pada bidang seni, terutama seni tari. Nah, kali ini kita akan menyelami tentang seni tari khas Minang yakni Tari lilin. Tari lilin merupakan tarian yang dibawakan dengan cara berpasangan. Salah satu hal yang unik dari tarian ini yaitu penggunaan lilin sebagai properti utama. Lilin tersebut akan dibawa penari untuk melakukan gerakan-gerakan tarinya. Hebatnya para penari tidak sedikitpun menjatuhkan lilin tersebut, keren bukan? Coba bayangkan jika lilin-lilin itu jatuh dan membakar semua area pertunjukan tari tersebut? Kacau sekali tentunya. Nah, selain itu adapun beberapa properti lain yang tidak kalah penting. Penasaran? Yuk, simak dibawah ini. Macam Macam Properti Tari Lilin Sumber Tari lilin merupakan tarian yang menggunakan lilin sebagai properti utamanya. Nah disini selain lilin adapun beberapa properti yang tidak kalah penting lainnya. Penasaran? Ayo, simak penjelasan selengkapnya dibawah ini 1. Lilin Sumber Properti tari lilin yang paling utama yaitu lilin. Lilin nantinya diletakkan pada piring kecil agar tidak menetes-netes. Nantinya lilin-lilin tersebut akan di jepitkan di antara siku kiri dan kanan penari untuk menunjang gerakan tari mereka. Hal tersebut yang menjadi keunikan tari ini. Jika lilinnya terjatuh saja akan berakibat fatal. 2. Tangkuluak Sumber Properti tari Lilin yang berikutnya adalah Tangkuluak. Tangkuluak merupakan penutup kepala bagi perempuan Minang. Bahan dasar dari Tangkuluak berupa kain yang dibentuk menjadi selendang yang panjang. Bentuk dari Tangkuluak menyerupai tanduk kerbau. Jenis Tangkuluak terbagi menjadi dua yaitu Tangkuluak Bundo Kanduang dan Tangkuluak Koto Gadang. Tangkuluak Bundo Kanduang merupakan penutup kepala yang hanya dipakai oleh perempuan dewasa yang sudah menikah. Sedangkan Tangkuluak Koto Gadang merupakan penutup kepala yang dipakai oleh anak daro dalam pernikahan serta bentuknya yang mirip dengan jam gadang. 3. Baju Batabue Sumber Properti tari lilin yang berikutnya adalah baju Batabue. Baju ini merupakan pakaian adat khas Minang. Bentuknya berupa baju kurung yang terdapat hiasan sulam dari emas. Terdapat pula banyak motifnya. Baju ini memiliki makna tersendiri yaitu, sebagai simbolik kekayaan alam yang ada di Sumatera Barat. Warna baju Batabue umumnya terbagi menjadi empat jenis yakni merah, hitam, biru dan lembayung. Penggunaan baju ini menampakkan keanggunan dan kecantikan penari. 4. Lambak Sumber Properti tari lilin berikutnya adalah Lambak. Lambak merupakan sebuah sarung khas Minang yang merupakan bawahan dari baju Batabue. Penggunaan lambak menandakan bahwa sang penari menjunjung tinggi ketertiban, kesopanan dan enak dipandang. Lambak sendiri biasanya terbuat dari kain songket dan dihiasi dengan Minise. Warna dari Lambak biasanya berwarna cerah seperti pastel, kuning, orange dan lain-lain. Lanbak sendiri memiliki cara yang berbeda-beda cara penggunaanya. Karena biasanya ada yang menampilkan belahan pada bagian depan, samping, dan ada pula yang belakang. 5. Minise Sumber Minise merupakan properti tari Lilin sebagai aksesoris pelengkap. Minise merupakan sebuah sulaman-sulaman berwarna emas pada tepian Lambak. Penggunaan Minise menandakan bahwa budaya Sumatera Barat yang sangat demokratis. 6. Salempang Sumber Salempang merupakan properti tari Lilin yang hanya dipakai oleh penari wanita saja. Tujuan penggunaan Salempang yakni supaya wanita Minang yang memakainya dapat melanjutkan keturunan berupa anak cucu. Tidak hanya cukup sampai disana, penggunaan Salempang diharapkan mau bersikap menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya kelak. 7. Dukuh Sumber Properti tari Lilin berikutnya adalah Dukuh. Dukuh merupakan kalung adat khas Minang. Warna dari dukuh biasanya berwarna emas dan terbuat dari bahan logam. Makna dari penggunaan dukuh yakni agar wanita Minang yang memakai Dukuh ini selalu berada di lingkaran kebenaran. Dukuh juga bermakna supaya memiliki pendirian yang kuat dan tidak mudah digoyahkan. 8. Cincin Sumber Cincin merupakan sebuah aksesoris tari Lilin yang hanya sebagai pelengkap saja. Penggunaan cincin biasanya dilakukan oleh penari wanita. Cincin yang digunakan biasanya berbahan dasar logam. Adapun warna cincin yang dipakai berwarna kuning keemasan ataupun warna perak. 9. Galang Sumber Properti yang terakhir adalah Galang. Galang merupakan salah satu properti sebagai aksesoris tambahan bagi penari. Galang atau gelang nantinya dipakai pada pergelangan tangan kanan dan kiri penari. Adapun makna dari penggunaan galah yakni agar semua orang mengetahui batas kemampuannya. Alat musik Pengiring Tari Lilin a Sumber Setelah mengetahui secara jelas tentang beberapa properti tari lilin. Berikut ini adalah beberapa macam properti alat musik tari Lilin. Peran dari alat musik sangat penting dalam memberikan nyawa pada pertunjukan seni. Tanpa basa-basi, adapun alat musik tersebut adalah alat-alat iringan musik khas Melayu. Tentu saja dengan bantuan alat musik berupa Accordion Biola Gong Gitar Kendang Kenong Bonang Toktok Saxophone Demikian usai sudah penjelasan lengkap tentang macam-macam properti tari Lilin beserta alat musik pengiringnya secara lengkap. Dengan iringan musik khas Melayu menjadikan tari Lilin tarian yang unik dan menarik untuk disaksikan bersama-sama. Terimakasih telah membaca artikel yang singkat ini, semoga bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya dan jangan lupa ya share aritkel ini jika menarik untuk dibaca.
TujuanTari Remo. Pada awal kemunculannya tari Remo digelar dengan tujuan membuka acara-acara tertentu seperti acara ludruk. Sehingga desain panggung yang digunakan adalah desain dalam pertunjukan ludruk. Namun dalam perkembangannya, Tarian Remo ini digunakan sebagai tarian untuk menyambut tamu-tamu penting.
Tari Lilin – Sebagai warga negara Indonesia, kita pasti sudah tak asing lagi dengan kata Indonesia kaya akan seni dan budaya’. Hal ini memang benar adanya karena setiap wilayah di Indonesia, memiliki kesenian dan kebudayaannya tersendiri. Salah satu kesenian yang cukup terkenal dan akrab di telinga masyarakat Indonesia adalah tari lilin. Tari lilin adalah salah satu seni tari tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Sumatera Barat, khususnya dari wilayah sekitar Minangkabau. Tarian ini dipercaya sebagai sebuah tarian yang sudah ada sejak zaman istana kerajaan zaman dahulu. Kesenian yang sudah dikenal sampai ke mancanegara ini, termasuk ke dalam jenis tari yang dibawakan berkelompok oleh penari perempuan dan dilakukan secara berpasangan. Mereka akan membawa lilin dengan diiringi oleh alunan musik yang dimainkan oleh sekelompok musisi atau pemusik. Hal yang menjadi ciri dan keunikan dari tarian ini adalah lilin yang bawa penari. Kedua tangan para penari ini akan memegang piring kecil yang berisikan lilin yang menyala sebagai properti tariannya. Para penari akan menarikan tarian lilin secara berkelompok dengan cara memutar piring berisi lilin tersebut secara hati-hati. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar piring tersebut tidak padam dan selalu berada di atas telapak tangan penari. Keunikan dari tarian khas Minangkabau ini juga terdapat pada gerakan tariannya yang selektif dan tidak sembarangan. Ini bertujuan tidak lain adalah karena menyesuaikan gerakan dengan anggunnya cahaya lilin yang sedang menyala dan berputar. Dalam pertunjukannya, tari lilin ini diiringi dengan menggunakan alat musik tradisional dan beberapa alat musik modern. Alat musik tersebut adalah gitar, biola, accordeon, gong, tok-tok, gendang, dan juga bonang. Ingin mengetahui penjelasan lebih lengkap mengenai tari lilin? Di bawah ini, terdapat penjelasan lengkap tari lilin, sejarah, makna, gerakan, pola lantai, properti, dan musik pengiring. Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini. Sejarah Tari LilinMakna dari Tari LilinGerakan Tari LilinPola Lantai Tari LilinProperti Tari Lilin1. Busana atau pakaian Gede2. Aksesoris pendukung penari3. Piring4. LilinMusik Pengiring Tari LilinKesimpulanBuku Terkait Tarian DaerahMateri Terkait Tarian Daerah Pada zaman dahulu, tarian ini awalnya merupakan salah satu tarian yang ditampilkan atau dipentaskan di dalam istana dan selalu digelar pada malam hari. Menurut sejarah yang dipercayai oleh masyarakat Minang, tari lilin ini berasal dari sebuah cerita rakyat zaman dahulu. Cerita rakyat tersebut bermula ketika mereka menceritakan pada zaman dahulu terdapat seorang gadis yang ditinggalkan oleh pacar sekaligus tunangannya pergi merantau untuk berdagang. Suatu hari, ternyata gadis tersebut kehilangan cincin pertunangannya. Gadis tersebut pun langsung mencari cincin tersebut ketika dia menyadari sudah menghilangkan barang berharga dari tunangannya. Dia bahkan terus mencari cincin tersebut hingga tengah malam dengan menggunakan lilin yang diletakkan di atas piring sebagai alat bantu penerangannya. Sang sadis terus berusaha keras untuk menemukan cincin tersebut. Dia pun kemudian berkeliling dan mengitari pekarangan rumahnya. Dalam proses pencariannya itu, dia harus membungkuk guna menerangi tanah. Gadis tersebut pun terkadang bergerak meliuk-liuk dan menengadah seperti berdoa, sehingga terlihat seperti sebuah gerakan tari yang indah. Tak disangka, gerakan tubuh yang dihasilkan oleh gadis tersebut pun ternyata melahirkan sebuah keindahan. Dari peristiwa itu, gerakan gemulai dan luwes tersebut pun mulai dikenal di kalangan gadis-gadis desa. Inilah bagaimana sejarah awal lahir dan mulai dikenalnya tari lilin di masyarakat Minang. Dalam melakukan tarian ini, biasanya para penari akan bersikap sangat hati-hati dalam memainkannya. Hal ini dilakukan agar lilin tersebut terus menyala dan tidak padam. Ternyata hal tersebut pun terinspirasi dari gading yang mencari cincin. Karena, jika lilin yang digenggam mati, maka cincin pertunangannya pun tidak akan bisa ditemukan karena malam sudah sangat gelap. Pada zaman dahulu, tari lilin ini hanya ditampilkan di lingkungan istana pada acara adat tertentu saja. Tarian ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas keberhasilan dan pencapaian yang didapat oleh masyarakat. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, fungsi dari tari lilin pun berubah. Saat ini, tarian khas dari Minangkabau ini tidak hanya ditampilkan dalam upacara adat saja. Tetapi juga ditampilkan sebagai sebuah pertunjukan seni yang menghibur. Selain itu, tari ini juga kerap kali ditampilkan dalam penampilan selingan pada prosesi acara penyambutan tamu. Dalam acara tersebut, tari lilin akan ditampilkan setelah penampilan dari tari pasambahan. Bahkan tak jarang tarian ini juga dipentaskan untuk menyemarakkan berbagai acara festival budaya hingga pentas seni, dan pesta pernikahan. Makna dari Tari Lilin Tari lilin adalah salah satu tari tradisional yang cukup terkenal karena memiliki penampilan yang memukau. Tarian dari provinsi Sumatera barat juga biasanya digelar masyarakat saat musim panen akan tiba. Hal ini bermakna sebagai wujud dari ungkapan rasa syukur kepada dewa dewi dan Tuhan. Oleh masyarakat Minang, tarian ini juga dianggap masuk ke dalam golongan tari tradisional khusus adat yang sakral. Oleh karena itu, pertunjukan tari lilin tidak bisa ditampilkan setiap saat dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Masyarakat Minang pun percaya bahwa tarian lilin memiliki makna yang mendalam tentang sejarah terciptanya. Yakni tentang seorang yang ditinggal merantau oleh kekasihnya dan justru menghilangkan cincin pertunangan mereka. Karena itu lah dia jadi harus mencari cincin dengan menggunakan lilin pada malam hari. Setelah perkembangan zaman, tarian ini mengalami sedikit pergeseran makna. Saat ini, tarian lilin tidak lagi hanya digelar khusus pada upacara adat tertentu, tetapi juga dipentaskan dalam berbagai acara kebudayaan yang bermakna penghiburan bagi masyarakat. Meski begitu, tetap ada sebagian masyarakat Minang yang menggelar tarian ini ketika mendekati tibanya musim panen padi. Maka dengan demikian, makna dari tari lilin ini tetap dijaga keasliannya oleh masyarakat Minangkabau. Gerakan Tari Lilin Pada dasarnya, gerakan dalam tarian lilin didominasi dan mengedepankan gerak yang pelan, anggun, gemulai, dan pasti lemah lembut. Hal ini karena, selain tarian ini harus menunjukkan keanggunan penari dalam kilauan cahaya temaram dari lilin, gerakan yang gemulai pun tidak terlepas dari nilai dan makna filosofi yang terkandung dalam tari lilin. Gerakan lemah lembut ini dilakukan bertujuan agar lilin yang dipegang oleh penari tidak jatuh, tidak menetes kemana-mana, serta tentunya terus menyala dan tidak padam. Karena, jika lilin tersebut mati atau padam, maka cerita yang terkandung dalam pertunjukan tersebut akan menjadi berbeda. Tarian ini juga tidak memerlukan banyak gerakan rumit, hanya saja para penarinya harus memiliki konsentrasi dan kewaspadaan yang penuh. Adapun beberapa gerakan yang dominan dari tari lilin ini, adalah gerak memutar badan, gerak meliuk-liuk, gerak mengayunkan tangan dengan lembut, gerak membungkukan badan, dan gerak yang dilakukan seperti orang sedang berdoa. Selain itu, dalam tarian ini juga terdapat serangkaian gerakan yang dimainkan dalam posisi duduk. Gerakan tersebut berupa lambaian tangan yang lembut, indah, dan sedap dipandang. Gerak ini menggambarkan suasana saat sekelompok gadis membantu temannya yang sedang mencari cincin, sehingga tari tradisional ini memiliki drama dan cerita dalam pertunjukannya. Karena tarian ini termasuk ke dalam tarian yang disakralkan, maka pementasan tarian lilin tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Ini terjadi karena untuk memperoleh gerakan yang gemulai dan indah, para penari harus melalui latihan yang terstruktur dan menghabiskan waktu yang cukup panjang. Di samping itu, setiap gerakan dalam tarian lilin ini juga membutuhkan keseimbangan dan kehati-hatian yang tinggi agar lilin tidak padam apalagi terjatuh. Oleh sebab itu, tak heran jika untuk melakukan tarian ini, para penari perlu memiliki keahlian khusus guna menjaga agar lilin tetap dalam keadaan menyala. Setiap penari tarian khas Minang ini pun harus bisa menjaga dan mempertahankan piring yang dipegang agar tetap dalam posisi yang datar. Ini dilakukan untuk menghindari terpaan angin yang lebih kencang meski tubuh sedang bergerak melenggak-lenggok. Meski tarian ini didominasi oleh gerakan yang cenderung lemah lembut, tetapi gerakan dari tari lilin sangat atraktif, bervariasi, dan tidak monoton atau itu-itu saja. Tarian ini semakin indah berkat adanya lilin menyala yang digunakan penari. Ini membuat gerakan yang ditampilkan dalam tarian tersebut terlihat semakin menarik, unik, dan indah. Pola Lantai Tari Lilin Dalam menampilkan tarian lilin, para penari akan menggunakan pola lantai garis lurus dengan gerakan yang lemah lembut, gemulai, dan cenderung pelan. Tarian ini biasanya dipentaskan secara berkelompok oleh penari wanita. Namun, tak jarang juga terdapat pertunjukan yang menampilkan penari gabungan antara penari wanita dan penari pria secara bersamaan. Pada saat tarian akan dipentaskan, maka penari akan bersiap dengan memegang piring kecil yang sudah ada lilin di atasnya. Lilin tersebut pun dalam keadaan menyala ketika tarian dimulai. Setelah itu, penari yang menggerakkan badannya. Mereka juga akan mengayunkan tangan mereka dengan indah dan lemah lembut mengikuti irama musik pengiring. Selain itu, para penari pun akan melakukan gerakan memutar piring dengan posisi piring yang tetap stabil dan sejajar. Jika melihat pada gerakan yang dilakukan penari, pola lantai dari tari lilin ini dapat dipandang sebagai sebuah lambang. Sama halnya seperti busana yang digunakan penari, semua hal dalam tarian ini memiliki makna dan nilai masa lalu yang mendalam. Properti Tari Lilin Dalam sebuah pementasan kesenian tari lilin, terdapat beberapa perlengkapan dan properti yang harus disediakan untuk menunjang jalannya pertunjukan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pertunjukan tersebut terlihat menarik dan menonjol. Untuk mengetahui tentang properti tari lilin, simak penjelasan di bawah ini. 1. Busana atau pakaian Gede Pakaian gede adalah busana khusus yang dikenakan oleh seseorang yang akan menarikan tarian lilin. Pakaian gede sendiri merupakan pakaian adat khas dari daerah Minangkabau Padang yang biasanya digunakan oleh para pengantin perempuan. Kostum untuk penari tarian lilin ini terdiri dari busana atas dan busana bawah. Busana atas biasa disebut sebagai baju batabue, sedangkan untuk busana bagian bawah disebut juga sebagai lambak. Selain itu, para penari lilin yang lainnya juga akan menggunakan dodot atau dikenal sebagai selendang mantri. Busana yang dikenakan para penari dalam setiap pertunjukan tari lilin ini bukanlah busana atau kostum sembarangan. Melainkan, terselip suatu makna besar dalam kostumnya. Busana penari lilin mengandung makna berupa gambaran tentang masa kejayaan kerajaan Sriwijaya di Indonesia yang juga mendapatkan pengaruh dari budaya luar, khususnya budaya Tiongkok. 2. Aksesoris pendukung penari Selain menggunakan busana khusus yang merupakan busana khas daerah Minangkabau Padang, para penari juga diberikan beberapa aksesoris untuk mempercantik penampilannya. Adapun aksesoris yang dipakai oleh para penari adalah cincin, galang atau gelang, dukuah kalung, salampang selempang, dan tengkulak atau hiasan untuk kepada. 3. Piring Properti yang selanjutnya adala dalam pertunjukan tari lilin adalah piring. Bahkan, piring adalah benda wajib yang harus selalu ada dalam setiap pementasan tari lilin. Dalam tarian tradisional dari Sumatera Barat ini, piring digunakan untuk meletakkan lilin di atasnya. Oleh sebab itu, piring yang digunakan juga haruslah piring yang berukuran kecil atau sedang. Ini bertujuan agar pas atau sesuai saat digenggam di telapak tangan. Untuk memegang piring tersebut, para penari juga harus memiliki teknik atau keahlian khusus agar piring tersebut tidak mudah lepas apalagi terjatuh. Cara penari memegang piring sambil mengayunkan-ayunkan inilah yang membuat tari lilin semakin terlihat unik, menarik, dan sedap dipandang. 4. Lilin Sesuai dengan namanya, tentu tarian ini akan menjadikan lilin sebagai properti utamanya. Tarian ini juga terkenal karena keunikannya yang tak lain adalah karena menggunakan lilin untuk menarik. Sebagai catatan, lilin yang digunakan untuk menari juga harus dalam keadaan hidup atau menyala. Hal ini tentu sesuai dengan sejarahnya yang mana tarian ini dahulu kala dilakakukan pada saat malam hari yang gelap. Seperti yang sudah kita ketahui, keunikan dari tarian ini terletak pada keahlian penari yang meliukkan badannya sambil membawa piring dan lilin yang dalam keadaan menyala tanpa piring tersebut jatuh dan lilin yang tetap menyala. Penonton pun tidak perlu khawatir jika lelehan lilin tersebut menetes atau terkena penari. Karena, lelehan lilin akan terkumpul dalam piring tersebut. Musik Pengiring Tari Lilin Untuk mementaskan tari lilin, selain harus disediakan properti, harus pula ada alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian khas Minangkabau tersebut. Selain itu, alat musik juga bisa membuat pertunjukan tari menjadi lebih hidup, berwarna, dan tentunya heboh. Alat musik juga memiliki fungsi sebagai penyampai cerita. Mereka akan mengalunkan musik sebagai pengiring gerakan agar para penari bergerak secara serentak. Musik juga biasa digunakan sebagai pemancing emosi penari dan tentunya penonton pertunjukan. Adapun alat-alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari lilin adalah alat musik tradisional dan alat musik modern. Di antara alat musik modern yang digunakan adalah biola, gitar, saxophone, dan accordeon. Sedangkan alat musik tradisional yang digunakan adalah gong, gendang, bonang, dan tok-tok. Selain itu, ada juga alat musik khas Melayu yang digunakan dalam pertunjukan. Tak ketinggalan, alat musik atau instrumen khas dari Sumatera Barat yang bernama Talempong. Kesimpulan Tari lilin adalah sebuah tarian tradisional dari daerah Minangkabau, Padang, Sumatera Barat. Tarian ini terkenal karena keunikannya yang menggunakan piring dan lilin sebagai properti utamanya. Para penari tersebut harus menggerakkan badannya dengan berbagai gerakan yang lemah lembut dan gemulai. Di antara gerakan penari lilin adalah meliuk-liuk, memutar badan, dan menengadahkan tangan seperti orang yang sedang berdoa. Meski terlihat seperti gerakan yang mudah, tetapi yang menjadi kesulitan dari tari lilin ini adalah bagaimana caranya agar piring yang digenggam penari tidak jatuh. Selain itu, lilin dalam piring juga harus terus dalam keadaan menyala atau tidak boleh padam. Adapun hal yang menjadi inspirasi atau asal mula lahirnya tarian ini adalah ketika seorang gadis di daratan Minang kehilangan cincin dari tunangannya yang sedang merantau untuk berdagang. Dia pun ingin menemukan cincin tersebut. Karena tak kunjung ditemukan, akhirnya gadis tersebut pun mencari cincinnya sampai malam hari. Dia mencari cincin tersebut ke pekarangan rumahnya dengan menggunakan lilin yang disimpan dalam piring kecil sebagai alat bantu pencahayaannya. Dia pun berlenggak-lenggok dan menghasilkan gerakan yang indah. Dari situlah asal mula lahirnya tari lilin. Nah, itu dia penjelasan tentang tari lilin, sejarah, makna, gerakan, pola lantai, properti, dan musik pengiringnya. Mari terus pelajari kesenian tradisional Indonesia dan lestarikan budaya. Semoga bermanfaat, ya, untuk SahabatTanpaBatas. Jika kamu ingin mencari buku tentang Sumatera Barat, maka bisa mendapatkannya di Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Raden Putri BACA JUGA 25 Nama Tarian Daerah dan Asalnya Yuk Kenalan dengan Tari yang Berasal dari Bali dan Kisahnya Tari Saman Pengertian, Sejarah, Makna Gerakan Mengenal Sejarah Asal Tari Piring dan Makna Setiap Gerakannya 7 Tari Tradisional Masyarakat Papua dan Papua Barat Sejarah, Makna, Properti & Asal Tari Seudati Makna dan Asal-Usul 5 Tarian Klasik dari Jawa Tengah ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Kostumyang digunakan dalam tarian ini cukup simple dengan warna original dan kalem yang menggunakan warna biru dan kuning. Gaya rambut pada tarian ini pula cukup simple dan sekilas menyerupai tatanan rambut bergaya China. Penari juga tidak memakai terlalu banyak aksesoris, penaari hanya menggunakan beberapa aksesoris kepala antara lain kembang DewiNK1205 Propertinya adalah lilin yg dinyalakan di piring. jadi para penari harus menjaga keseimbangan supaya tidak jatuh seperti tari piring. 11 votes Thanks 11
Yaitutarian yang dilaksanakan untuk tujuan pelestarian budaya. Biasanya tarian ini bernuansa tradisional. Karena menghargai warisan budaya penggilan nenek moyang pada zaman dahulu. Tarian ini hanya dipentaskan pada saat hari atau momen kebudayaan saja. Itu dia sobat, penjelasan seputar seni tari yang terpampang jelas di atas.
SiMada Keunikannya yaitu lebih mudah dibentuk, bersifat plastis 8 votes Thanks 11
qbpjc.
  • ku6py964xw.pages.dev/557
  • ku6py964xw.pages.dev/153
  • ku6py964xw.pages.dev/127
  • ku6py964xw.pages.dev/310
  • ku6py964xw.pages.dev/549
  • ku6py964xw.pages.dev/151
  • ku6py964xw.pages.dev/550
  • ku6py964xw.pages.dev/506
  • jelaskan keunikan penggunaan properti pada tari lilin