Replikasimerupakan proses pengkopian atau duplikasi DNA. Mesin yang mengkopi DNA memiliki sejumlah protein dan mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan untuk setiap organisme. Replikasi DNA dimulai pada titik khusus yang disebut Origins of Replication dan berjalan secara dua arah dan serempak. Proses replikasi DNA secara semikonservatif karena A. PendahuluanAssalaamu alaikum wr wb. Alhamdulillah wassyukrulillah, Assholaaatu wassalaamu alaa Rosuulillah SAW. Ananda kelas XII yang ibu banggakan, hari ini kita bertemu kembali dalam pembahasan lanjutan dari Materi Genetika. Hari ini kita akan membahas bagaimana materi genetika sebagai suatu substansi yang terdapat pada inti sel berupa DNA Genotip dapat mengendalikan sifat fisik dan sifat tersebut akan muncul sebagai sifat yang tampak Fenotip, bahkan mewaris pada Tujuan PembelajaranSetelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan siswa dapatMenjelaskan tahapan sintesis urutan proses sintesis protein dalam kaitannya dengan penyampaian kode genetik DNA-RNA Protein.C. Uraian Materi1. SINTESIS PROTEINSebagaimana Ananda sekalian ketahui, bahwa dalam sel tubuh kita terdapat Kromosom yang didalamnya mengandung DNA polinukleotida yang mana tersusun atas komponen, gula deoksiribosa, posfat dan basa nitrogen. Setiap urutan tiga buah basa Nitrogen triplet akan diterjemahkan menjadi satu asam amino melaui proses Sintesis Protein. Asam amino yang dihasilkan akan disusun dalam bentuk rantai panjang yang disebut protein yaitu proses penyusunan senyawa protein dengan membentuk rangkaian rantai polipeptida. Sintesis protein ini terjadi di dalam ribosom dan pengaturan sintesis protein dilakukan oleh gen DNA di dalam inti. Perubahan struktur gen dapat menyebabkan perubahan struktur protein pada tingkat asam amino, yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan dalam proses metabolisme. Ekspresi gen dilakukan melalui dua tahapan yaitu transkripsi dan TranskripsiProses transkripsi berlangsung di dalam inti sel. Transkripsi merupakan proses pengkopian/penyalinan molekul DNA menjadi utas RNA yang komplementer DNA - mRNA. Pembacaan oleh transkriptase dimulai dari tanda awal promotor sampai tanda akhir terminator. Hanya ruas yang diapit oleh kedua tanda itu yang akan ditranskripsikan. Utas DNA yang digunakan bagi sintesis RNA disebut sebagai utas cetakan template, sedangkan utas DNA lainnya disebut dengan utas transkripsi menghasilkan tiga jenis RNA, yaitu RNA duta mRNA, RNA transfer tRNA, dan RNA ribosomal rRNA. ketiga jenis RNA ini berperan dalam proses translasi. Hanya mRNA yang akan diterjemahkan kedalam transkripsi dikatalisis oleh enzim transcriptase atau RNA polymerase. Proses transkripsi dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu inisiasi sintesis RNA, pemanjangan elongasi RNA, dan penyelesaian terminasi sintesis TranskripsiBerlangsung dalam inti dengan membukanya pita "Double Helix" oleh enzim DNA DNA yang berfungsi sebagai pencetakan RNA disebut pita template atau sense dan pita DNA yang tidak mencetakan RNA disebut dengan pita RNA dibentuk sepanjang pita DNA pencetak dengan urutan basa. Nitrogennya komplementer dengan basa nitrogen yang ada pada pita cetakan RNA yang telah selesai menerima pesan genetik dari pita DNA pencetak segera meninggalkan inti nukleus menuju ke ribosom, tempat sintesis protein dalam sitoplasma. Pita RNA menempatkan diri pada leher yang ada dalam sitoplasma bersiap-siap untuk berperan dalam proses sintesis protein berikutnya. Setiap satu RNA ini, mengikat satu asam amino yang mengandung TranslasiTranslasi berlangsung di sitoplasma, sehingga RNA harus dikeluarkan dari inti sel menuju sitoplasma. Dalam proses translasi, terjadi penerjemahan urutan kodon pada RNAd menjadi urutan asam amino pada ribosom, artinya asam amino akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya untuk membentuk rantai polipeptida atau mRNA sampai di ribosom, tRNA mulai mengangkut asam amino ke dalam kompleks translasi ribosom, serta membaca sandi-sandi kodon pada mRNA. Setiap tRNA mempunyai antikodon yang spesifik. Translasi bermulai dari kodon awal sampai kodon akhir. Hubungan antara kodon dengan asam amino diatur melalui kode proses translasi ini, hanya ada satu kodon awal yaitu AUG yang menyandi asam amino metionin dan tiga kodon akhir UAA, UAG, dan UGA. Seperti pada proses transkripsi, translasi dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu inisiasi, elongasi /pemanjangan, dan terminasi /penyelesaian. Gambar 9. Tahapan Sintesis proteinSumber 3 Kode GenetikKode genetik merupakan instruksi berupa kode-kode yang merumuskan jenis protein yang akan dibuat. Ciri khas protein ditentukan oleh jumlah asam amino. Pada sandi genetic terdapat 20 macam asam sintesis protein dapat terjadi kesalahan dalam menerjemahkan kode-kode yang diterima dari DNA. Jika terjadi kesalahan penerjemahan, akibatnya protein yang disusun juga keliru sehingga enzim yang dihasilkan juga asam nukleat DNA atau RNA-d terdapat 4 jenis nukleotida basa, yaitu Adenin A, Timin T, Guanin G dan Cytosin C. yang menyusun rantainya. Pada polipeptida dikenal 20 jenis asam amino penyusunnya. Dengan adanya 20 jenis asam amino tersebut, harus ada aturan yang dapat menjamin pengendalian gen dalam pembentukan protein, selalu bersifat khas satu gen hanya menyandikan satu jenis protein.Untuk menjamin kekhasan tersebut harus banyak factor pengendali kodon, sekurang -kurangnya sama dengan yang dikendalikan asam amino. Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya satu kodon mengendalikan lebih dari satu asam amino. Berdasarkan persyaratan ini, tidak mungkin satu asam amino dikendalikan hanya oleh satu nukleotida, karena keempat nukleotida yang ada tidak akan mencukupi untuk mengendalikan 20 asam pengkodean seharusnya didasarkan pada kombinasi dari nukleotida yang ada. Yang paling mungkin adalah setiap kodon merupakan kombinasi 3 nukleotida DNA sehingga akan diperoleh 64 kodon yang akan mencukupi untuk mengendalikan 20 asam 1. Kode Genetika Asam AminoContoh proses pembentukan /Sintesis protein dari molekul DNA secara sederhanaUntai pendamping DNA Sense 5’ A T G - G G T - A C C - C A T - G C T -3’Untai cetakan DNA Anti sense 3’ T A C - C C A - T G G - G T A - C G A -5’m-RNA 5’ A U G - G GU - A C C - C A U - G C U -3’Protein Met – Gly – Thr – His – Latihan Mandiri1. Jelaskan perbedaan antara transkripsi dan translasi!2. Jelaskan 3 tahap dalam proses translasi!3. Jelaskan pengertian daria. kodogen, kodon dan anti antisense, sense, komplemen dan DNA cetakan, Coding dan non coding c. elongasi4. Jika suatu DNA memiliki untai pengkode Coding 5' ATG-TGC-TAT-ACC-TAA, TENTUKAN a. Triplet basa Nitrogen pada untai DNA cetakan template b. Triplet basa Nitrogen pada untai m RNA kodon c. Jenis asam amino penyusun polipeptida yang terbentuk d. jumlah asam amino yang terbentuk e. triplet basa nitrogen tRNA antikodon pada t RNA pembawa asam pekerjaan tetap dikumpul di Classroom masing-masing. Selamat mengerjakan. Wassalaamu alaikum wr wb.

Prosesakan berhenti pada saat RNA polimerase urutan DNA terminator Yang termasuk kedalam fase Transkripsi adalah . A. 2, 4, 5 E. 2, 3, 4 B. 2, 3, 5 C. 1, 3, 5 D. 1, 4, 5 23.Jika suatu DNA memiliki untai antisense 3'ACG - TAC - AGG - GGG - UAA5' maka bentuk triplet basa nitrogen pada untai mRNA adalah

Dalam teknik PCR dibutuhkan 2 primer oligonukleotida, ukurannya antara 17-30 nukleotida agar nantinya dapat membentuk sekuens DNA target yang akan disalin. Salah satu primer memiliki sekuens yang sama dengan untai DNA Primer sense sementara, primer lain memiliki sekuens yang sama dengan untai DNA lainnya primer antisense. Primer sense akan terikat, melalui interaksi komplementer pasangan basa dengan primer antisense dan akan menginisiasi sintesis untai sense DNA baru. Primer antisense juga akan berikatan dengan untai sense DNA dan akan terbentuk untai antisense DNA PCR melibatkan beberapa tahap atau siklus dimana masing-masing akan menduplikasi target DNA untai ganda. Untai ganda template akan dipisahkan dengan denaturasi termal dan akan didinginkan hingga suhu tertentu agar primer dapat menempel annealing primer pada target DNA. Kemudian, target DNA tersebut akan diperpanjang dengan bantuan DNA Polimerase dan buffer lain yang sesuai. Reaksi PCR dibagi menjadi 3 tahap terpisah dan dalam prosesnya menggunakan suhu yang berbeda-beda. Tahap tersebut yaitu denaturasi, annealing dan ekstensi, dan akan diulang selama 20-40 siklus untuk mendapatkan hasil amplifikasi sekuens DNA spesifik yang memuaskan. Tahapan pada PCR tersebut terdiri dari proses 30 A. Denaturasi Kedua untai target molekul DNA dipisahkan melalui proses pemanasan. Proses ini bersifat reversibel terhadap proses peningkatan dan penurunan suhu. B. Annealing Kedua untai target kemudian didinginkan untuk nantinya bereaksi dengan primer. Salah satu primer akan membaca dan terikat dengan satu untai DNA target, dan primer mengikat untai lainnya. Kedua primer didesain dengan ujung 3’ bebas agar keduanya dapat saling berhadapan tepat pada regio yang ingin di amplifikasi. Suhu pada proses annealing bergantung pada panjang dan sekuens dari primer serta level spesifisitas yang dibutuhkan pada reaksi PCR. Umumnya suhu yang digunakan yaitu antara 45-60°. C. Ekstensi DNA polimerase akan terikat dengan ujung 3’ bebas dari oligonukleotida dan menggunakan dNTP untuk menyintesis DNA baru 5’-3’. Temperatur optimum untuk replikasi DNA dengan taq DNA polimerase terdapat pada suhu 72° Polimorfisme dapat dideteksi menggunakan real time PCR. Pada awalnya real time PCR dikembangkan sebagai variasi dari PCR konvensional. Perbedaan utama real time PCR dengan PCR konvensional adalah produk dari real time PCR dihitung pada saat reaksi PCR berlangsung atau secara real time bukan setelah reaksinya selesai. Real time PCR menggunakan Flourescent detector dapat mengukur fluoresense dari tiap sampel setiap siklus amplifikasi. Real time PCR menggunakan fluorescence-detecting thermocyclers untuk memanjangkan sekuens asam nukleat spesifik dan menghitung konsentrasinya secara Real time PCR digunakan untuk menghitung jumlah ekspresi genetik dan untuk mengonfirmasi perbedaan ekspresi genetik pada laboratorium riset. Pada laboratorium analitik, real time PCR digunakan untuk mengukur jumlah sekuensi DNA atau RNA tertentu. Kesamaan kedua laboratorium ini adalah real time PCR dapat digunakan untuk mendeteksi mutasi dan single nucleotide polymorphism. 32 Kelebihan real time PCR adalah kemampuannya untuk mengukur DNA yang teramplifikasi secara simultan sehingga meningkatkan presisi perhitungan kuantitas sekuens target. Selain itu, real time PCR juga tidak terpengaruh terhadap beberapa perubahan apabila terdapat kesalahan dalam proses amplifikasi. Sensitifitas deteksi fluorometrik pada real time PCR dalam mengukur konsentrasi DNA target antara 105 atau 106 konsentrasi Pendeteksi pada real time PCR terdiri dari pewarna yang akan berikatan dengan ikatan rantai ganda DNA atau probe oligonucleotide spesifik yang mengikat target diantara bagian annealing primer. Penggunaan pewarna fluoresensi lebih cocok untuk mendeteksi pada tingkat genus dan tidak cocok untuk penggunaan multipel. Pada probe oligonukleotida spesifik, dapat digunakan secara multipel karena setiap probe memiliki reporter fluoresense spesifik sehingga hasilnya akan lebih spesifik pada kelas spesies atau level Sekuensing DNA Selain melalui real time PCR, polimorfisme atau perubahan susunan basa pada DNA dapat dideteksi melalui beberapa metode, salah satu metodenya adalah sekuensing. Fungsi dari metode ini adalah untuk menentukan urutan nukleotida molekul DNA sehingga dapat digunakan sebagai pendeteksi mutasi suatu gen. Sekuensing DNA pertama kali dilakukan pada tahun 1975 dan teknik ini terus berkembang sampai Teknik sekuensing terbagi menjadi dua yaitu, manual dan automatis. Pada awalnya hanya terdapat dua metode sekuensing manual yaitu metode Sanger dan metode Maxam-Gilbert. Metode Sanger menggunakan dideoksinukleotida spesifik untuk menghentikan sintesis untaian DNA pada nukleotida tertentu saat untaian disintesis. Sedangkan metode Maxam-Gilbert menerapkan metode kimia pada nukleotida spesifik untuk memutus molekul Sekuensing DNA terus berkembang, sehingga saat ini sekuensi juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode Dye-terminator sequencing, Automation and sample preparation, Large scale sequencing strategies, and new sequencing Enzim Restriksi Enzim yang dapat mengenali dan memotong kedua untaian DNA pada urutan pasang basa tertentu merupakan definisi dari enzim restriksi. Enzim ini akan mengenali sekuens spesifik pada DNA yang disebut sebagai restriction site, kemudian akan mengubah konformasi enzim dan DNA. Pengenalan ini dapat dideteksi secara in vitro sehingga, error yang terjadi dapat diukur secara kuantitatif. Metode ini pertama kali ditemukan pada tahun 1960an dan terus berkembang hingga saat ini. 35, 36, 37 Berdasarkan komposisi subunit enzim, kofaktor yang diperlukan, target sekuensi, dan posisi dari restriction site sekuens, enzim restriksi digolongkan menjadi 4 tipe. Tipe I memotong bagian yang jauh dari sekuens pengenalannya dan memerlukan ATP serta S-adenosyl-L-methionine sebagai kofaktornya. Selanjutnya untuk tipe II, Enzim ini akan memotong pada situs pengenalan atau situs DNA yang dekat dan memerlukan magnesium untuk bekerja. Tipe III akan mengenali dua sekuens dengan orientasi berlawanan dan menempel pada urutan sejauh 20-30 susunan basa dari situs pengenalnya serta membutuhkan ATP dan S-adenosyl-L-Methionine untuk restriction digestion dan metilasi. Sedangkan untuk tipe VI enzim restriksi mengenali DNA termodifikasi melalui proses metilasi, hidroksimetilasi, dan Enzim restriksi dapat digunakan untuk berbagai hal. Yaitu, untuk kloning gen dan ekspresi protein, mapping DNA, Restriction Fragment Length Polymorphism RFLP, mempelajari modifikasi epigenetik, dan menganalisis ekspresi DNA. Pada analisis ekspresi DNA enzim restriksi yang sering digunakan adalah ApeKI untuk proses
UntaiDNA antisense dan sense. Pengertian DNA antisense: DNA biasanya memiliki dua untai, yaitu untai sense dan untai antisense. Dalam DNA beruntai ganda, hanya satu kode untai RNA yang ditranslasi menjadi protein. Untai DNA ini disebut sebagai untai antisense. Untai yang tidak mengkode RNA disebut untai sense. Cara lain untuk mendefinisikan
Kamis, 21 Sep 2017 2026 0 5341 Mh Badrut Tamam Dalam mempelajari biologi molekuler, seringkali banyak yang masih bingung dengan konsep maupun istilah yang terdapat pada materi genetik DNA dan RNA. Konsep yang sering ditanyakan adalah seputar perbedaan DNA sense dan DNA nonsense serta template, antitemplate, dan beberapa istilah lainnya. Konsep sense dan antisense seringkali banyak yang keliru terutama ketika diajarkan di SMA. Bahkan banyak sekali buku pelajaran sekolah yang menjelaskan kesalahan konsep tersebut meskipun buku tersebut diterbitkan oleh penerbit ternama. Agar tidak salah konsep, maka saya merujuk pada sumber referensi text book dan buku dengan pengarang terpercaya untuk dapat dijadikan acuan. Buku tersebut memuat konsep fundamental mengenai biologi molekuler. Sebelumnya, kita bahas mengenai struktur DNA terlebih dahulu secara ringkas. DNA memiliki dua untaian yang bersifat antipararel. Dikatakan antipararel dikarenakan bersifat sejajar pararel namun arahnya saling berlawanan. DNA dan RNA memiliki ujung 5′ dan 3′ berdasarkan posisi gugus fosfat yang terletak di urutan atom karbon pada gula deoksiribosa / ribosa. Poin ini sangat penting untuk diperhatikan ketika mempelajari biologi molekuler. Adapun penjelasan mengenai istilah yang ada di dalam untaian DNA akan dijelaskan dan disertai dengan gambar berikut Sumber Allison, 2007. DNA SENSE adalah untaian DNA dengan arah 5′ → 3′ yang memiliki urutan / sekuens basa nitrogen sama dengan mRNA kecuali T diganti U. Untaian ini juga dikatakan sebagai untaian positif +. Dikarenakan untaian ini memiliki urutan yang sama dengan mRNA, maka untaian ini disebut sebagai pengkode coding. Untaian ini TIDAK ditranskripsi atau dicetak menjadi mRNA sehingga disebut anti-template. DNA ANTISENSE adalah untaian DNA dengan arah 3′ → 5′ atau disebut untaian negatif -. Untaian ini berperan untuk melakukan transkripsi membentuk mRNA sehingga untaian ini disebut Pencetak/Cetakan Template. Arah 3′ → 5′ didasarkan pada untaian DNA ini ketika proses transkripsi oleh enzim RNA Polimerase. Urutan / sekuens basa nitrogen pada untaian ini tidak sama dengan mRNA sehingga dikatakan sebagai non coding. Berdasarkan penjelasan di atas, maka ringkasannya adalah sebagai berikut Sense = coding = anti-template = untaian positif = 5′ → 3′ Antisense = non-coding = template = untaian negatif = 3′ → 5′ PenulisMh. Badrut Tamam, M. Sc. Referensi Allison, Lizabeth. 2007. Fundamental Molecular Biology. Malden Blackwell Publishing. Reece, Richard J. 2004. Analysis of Genes and Genomes. West Sussex John Wiley & Sons. Reece, Jane B., et al. 2017. Campbell Biology 11th Edition. New York Pearson. Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekular. Jakarta Erlangga Penelusuran terkait Post Views 89,273 Jikasuatu DNA memiliki untai antisense 5' ATG-TGC-TAT-ACC-TAA ada berapakan jumlah asam amino yang terbentuk . A. 1 macam D. 4 macam B. 2 macam E. 5 macam C. 3 macam 3'
RNAd bertugas membawa cetak biru genetik / kodon yang dikopi sesuai urutan basa nitrogen pada pita DNAsense. Jika suatu rantai antisense DNA memiliki urutan basa nitrogen ATC GAG CCT, rantai sense DNA memiliki urutan basa nitrogen TAG CTC GGA kemudian ketika transkripsi maka, RNAd memiliki urutan basa nitrogen UAG CUC GGA. Di sini, tampak bahwa kode yang terbentuk mirip dengan kode pada rantai DNAsense, hanya saja basa T timin pada DNA diganti U urasil pada mRNA. Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah C.
RantaiDNA memiliki lebar 22-24 Ă…, sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 Ă…. Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan nukleotida yang terangkai seperti rantai. Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang- seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa.
Enzimini berfungsi ntuk membuka rantai ganda DNA dan membentuk rantai RNA dari cetakan (template) DNA yang ingin diterjemahkan. Proses trnaskripsi dapat dibagi menjadi 3 langkah yaitu: inisiasi, elongasi, dan terminasi. Transkripsi pada prokariota dan ekariota memiliki sedikit perbedaan, hal ini karena perbedaan dalam komplekstitas DNA tersebut.
vmw4iKg.
  • ku6py964xw.pages.dev/74
  • ku6py964xw.pages.dev/167
  • ku6py964xw.pages.dev/287
  • ku6py964xw.pages.dev/34
  • ku6py964xw.pages.dev/503
  • ku6py964xw.pages.dev/120
  • ku6py964xw.pages.dev/175
  • ku6py964xw.pages.dev/253
  • jika suatu dna memiliki untai antisense