– Rambu Solo merupakan upacara pemakaman adat Toraja, Sulawesi Selatan yang mewajibkan keluarga almarhum membuat pesta sebagai tanda penghormatan terakhir. Arti kata Rambu Solo dalam bahasa Toraja adalah asap yang mengarah ke bawah. Baca juga Tongkonan, Rumah Adat TorajaSejarah Rambu Solo Rambu Solo merupakan upacara pemakaman adat yang mengharuskan keluarga almarhum mengadakan pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang telah meninggal. Upacara adat Rambu Solo ini sudah dimulai kira-kira pada abad ke-9 dan dilaksanakan turun-temurun sampai saat ini. Secara harafiah, dalam bahasa Toraja arti kata Rambu Solo adalah asap yang arahnya ke dari asap ke bawah adalah ritus-ritus persembahan asap untuk orang yang mati dilaksanakan sesudah pukul saat matahari mulai turun atau terbenam. Istilah dari Rambu Solo sendiri terbentuk dari tiga kata, yaitu aluk keyakinan, rambu asap atau sinar, dan turun. Dengan demikian, aluk rambu solo diartikan sebagai upacara yang dilangsungkan saat sinar matahari mulai turun terbenam. Selain aluk rambu solo, upacara adat ini juga memiliki sebutan lain, yaitu aluk rampe matampu. Aluk keyakinan, rampe sebelah atau bagian, dan matampu barat. Jadi, aluk rampe matampu adalah upacara yang dilangsungkan di sebelah barat rumah.BadanPekerja Sinode Gereja Toraja Jln. Ahmad Yani No. 45, Rantepao 91831 Toraja Utara, Sul-Sel Telp. (0423) 0, 21219, 21742 Fax. Kasih yang dipraktekkan dalam kebudayaan Toraja pun mengalami kenyataan yang sama, baik dalam Rambu Solo maupun dalam Rambu Tuka. Jakarta - Suku Toraja dikenal memiliki kebudayaan yang sangat beragam dan unik. Salah satunya yaitu upacara adat Rambu Solo atau Aluk Rambu Solo, suatu ritual asli suku Toraja yang tersebar di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki populasi sekitar 1 juta jiwa. Tana Toraja yang eksotis, menjadikan tempat ini sebagai salah satu wisata berbagai budaya Toraja, upacara adat menjadi suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari suku ini. Hal ini terjadi karena sebagian besar masyarakat Toraja masih menganut tradisi peninggalan satu tradisi yang masih dipegang teguh adalah upacara adat Rambu Solo atau disebut Aluk Rambu Solo. Aluk adalah adat kepercayaan, nilai-nilai adat, aturan, atau ritual tradisional ketat yang sudah ditentukan nenek adat Rambu Solo adalah upacara adat pemakaman sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada seseorang yang sudah Toraja memandang kematian sebagai perpindahan orang dari dunia ke tempat alam roh untuk peristirahatan Puya.Maka, untuk mencapai tujuan itu, mayat harus diperlakukan dengan baik oleh keluarga yang suku Toraja, orang yang sudah meninggal dikatakan telah benar-benar meninggal ketika seluruh kebutuhan prosesi upacara Rambu Solo telah terpenuhi. Jika belum, orang meninggal akan diperlakukan layaknya orang sakit, sehingga masih harus disediakan minuman, makanan, dan dibaringkan di tempat upacara adat Rambu Solo merupakan ritual penting yang memakan waktu dan biaya besar. Maka, tak jarang upacara ini dilaksanakan beberapa bulan hingga bertahun-tahun sejak seseorang upacara adat Rambu Solo yang tinggi disebabkan oleh penyembelihan kerbau, babi, dan lamanya prosesi upacara. Upacara ini memang dibuat meriah, serta ada babi dan kerbau untuk dibagikan ke penduduk dari laman ITJEN Kemendikbud, Layuk Saroenggalo, salah seorang tokoh masyarakat menjelaskan makna dibaliknya."Kenapa semua sisa hasil usaha orang Toraja dilakukan untuk penguburan? Harta harus dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk sosial, supaya membiasakan anak-anaknya mendiang tidak tergantung pada warisan."Tingkatan Upacara Adat Rambu SoloBentuk upacara adat Rambu Solo dilakukan sesuai kedudukan atau strata sosial masyarakatnya. Upacara ini dibagi ke dalam beberapa tingkatan, yang setiap tingkatannya memiliki beberapa Upacara Dissili' adalah ritual pemakaman untuk strata paling rendah, atau anak-anak yang belum mempunyai gigi. Upacara tingkat ini dibagi lagi menjadi 4 Upacara Dipasangbongi untuk rakyat biasa yang hanya dilakukan dalam satu malam saja. Upacara tingkat ini juga memiliki 4 bentuk, yang masing-masingnya berbeda mulai dari mengorbankan babi 4 ekor, sampai kerbau 2 Upacara Dibatang atau Digoya Tedong sebagai upacara untuk kalangan bangsawan menengah. Upacara ini dibagi menjadi 3 jenis, yang masing-masing dilakukan selama 3, 5, dan 7 hari. Jumlah kerbau dan babi yang dikorbankan juga bervariasi mulai dari 3-7 Upacara Rapasan yang dikhususkan bagi bangsawan tinggi. Jenis upacara ini dilakukan dua kali dalam rentang waktu setahun. Upacara pertama disebut Aluk Pia, sedangkan upacara kedua disebut Aluk rante. Dibagi menjadi 3 jenis, jumlah babi dan kerbau yang disembelih dalam upacara ini bervariasi mulai dari 9 ekor hingga di atas 100 Upacara Adat Rambu SoloProsesi upacara adar Rambu Solo dibagi menjadi dua garis besar, yaitu prosesi pemakaman atau Rante, yang kedua adalah pertunjukan prosesi ini tidak dilaksanakan terpisah. Biasanya, kedua kegiatan akan terjadi dalam satu kegiatan upacara pemakaman yang berlangsung sekitar tiga sampai tujuh pemakaman atau Rante terjadi di lapangan di tengah kompleks rumah adat Rante terdiri dari beberapa bagian. Pertama, Ma'Tudan Mebalun yaitu proses saat jenazah dibungkus menggunakan kain kafan, oleh petugas khusus yang disebut To Mebalun atau To Ma' Ma'Roto yaitu proses pembubuhan atau menghias peti jenazah dengan menggunakan benang emas dan benang Ma'Popengkalo Alang atau proses penurunan jenazah ke dalam lumbung untuk Ma'Palao atau Ma'Pasonglo yaitu proses pengantaran jenazah dari area rumah Tongkonan ke kompleks pemakaman yang disebut Sosial dan Budaya dalam Upacara Adat Rambu SoloProsesi pertunjukan kesenian tidak hanya untuk memeriahkan upacara, melainkan wujud penghormatan dan doa bagi orang yang beberapa budaya yang dipertontonkan, seperti Ma'pasilaga Tedong yaitu kegiatan adu kerbau, lalu Ma'tinggoro Tedong yaitu penyembelihan kerbau. Jadi, kerbau-kerbau diarak, lalu ditebas dengan sekali ayunan menggunakan juga berbagai musik daerah dan tarian adat yang ditampilkan dalam upacara Rambu nilai yang mencerminkan masyarakat Toraja dari upacara ini adalah sikap tolong-menolong, gotong royong, dan Toraja juga meyakini bahwa jika upacara adat Rambu Solo tidak diadakan, akan berdampak pada orang yang ditinggalkan berupa sebab itu, upacara ini masih terus dilakukan oleh masyarakat Toraja hingga sekarang. Simak Video "Mengenal Ritual Ma'Nene Suku Toraja, Tradisi Membersihkan Mumi Leluhur" [GambasVideo 20detik] lus/lus
SukuToraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Puncak dari upacara Rambu solo ini dilaksanakandisebuah lapangan khusus. Dalam upacara
Tapi hampir tiap hari jelang acara rambu' solo (upacara
Begitupunpada upacara-upacara Seperti Rambu Solo (kedukaan) , Rambu Tuka (syukuran) meliputi Aluk Pare, Aluk Rampanan Kapa (perkawinan) dan Aluk Banua. Mereka bisa tampil bila mendapat izin Ketua Adat untuk menyampaikan gagasan yang ingin diperjuangkan ketika duduk sebagai dewan perwakilan rakyat, ujarnya. 3Acara tarian kedukaan yang diikuti oleh lantunan lagu atau puisi ratapan. 4 Tim Peneliti UKI Toraja, Perubahan Persepsi Warga Jemaat terhadap Keyakinan Agama Suku Toraja di Sekitar Upacara Rambu Solo’ (Jakarta:Proyek Pembinaan Pendidikan Agama Protestan pada Perguruan Tinggi Jakarta, 1993) 4. ui3kNP.